Thursday, April 19, 2007

Tentang Emosi dan 'Mengalami'




Waktu Anne Frank menuliskan buku hariannya, ia pasti tak menyangka betapa dahsyat dampak tulisannya itu kelak. Ia cuma menulis dan menulis dan terus menulis. Yang membedakan Anne Frank dengan banyak penulis atau 'penulis' karbitan adalah, ia membiarkan emosinya 'telanjang' dan dilahap mentah-mentah oleh para pembacanya. Ada juga Susan Cisneros, yang bercerita soal impian anak perempuan keturunan Amerika Latin yang memimpikan suatu saat kelak keluarganya yang miskin punya rumah, dan itu ditulis dengan cantik, efektif, juga jujur dalam "The House on Mango Street".

Ini problemnya, koneksi kita dengan karya seni/sastra/kreatif, baru bisa terjadi bila kita tersentuh pada tingkatan emosi. Ini yang banyak belum dipahami sebagian adik-adik yang masih bingung membedakan bacaan dengan 'bacaan', tulisan dengan 'tulisan'. Anne Frank atau Susan Cisneros boleh saja menuliskan kisah 'anak muda', tapi tak lantas jadi 'teen-lit' atau 'chick-lit'. Karena yang mereka tulis itu soal hidup, dan kehidupan yang mereka tahu, pahami, alami, dan mengerti.

Kehendak untuk 'mengalami' inilah yang juga jadinya penting. Martin Aleida, di salah satu forum diskusi beberapa waktu silam sempat bilang antara lain, kemauan untuk mengalami ini memang sulit dipaksakan, ada yang ekstrimnya nih, sudah dimasukkan ke dalam gentong, disegel dan digilindingkan dari atas jurang pun tetap emoh merasakan apa-apa. 'Mengalami' itu perlu waktu dan pengendapan, jadi menyambung Buru Buru Production, urusan ini tidak bisa dipaksakan sama sekali. Saya suka ketawa kalau ada adik-adik yang jadi 'belagak tua' sebelum masanya cuma demi niat membuktikan diri. Beberapa bakat yang tak terduga justru bisa terlihat ada di mereka yang tidak ngotot untuk membuktikan dirinya berbakat. Dan mereka ini juga tidak terlalu berusaha untuk tampil, aktif bertanya ini-itu yang enggak penting, karena biasanya mereka justru sibuk menyerap. Bila suatu saat tiba-tiba mereka muncul, itu karena waktulah yang sudah menentukan kemunculan mereka. Bukan karena terpaksa atau dipaksa.

No comments: