"Tapi kita perlu disiplin kak.." kata salah satu peserta pelatihan video diary yang diselenggarakan sejumlah kawan saya yang kini mukim di Yogya. Seperti peserta yang lain, anak ini juga salah satu murid dari sekolah 'non-unggulan'. Pernyataan yang bisa terdengar 'aneh' tapi 'nyata' dan lumayan konsisten di antara peserta ya itu tadi, bahwa di sekolah mereka 'tidak ada disiplin', 'kurang fasilitas', dan yang menarik bahkan ada yang bilang 'kurang adil'. Usut punya usut ternyata soal ini dipicu dengan tidak pernah ada murid yang tinggal kelas, bagaimanapun buruk prestasinya di sekolah itu. Sebabnya? Apalagi kalau bukan status sekolah yang 'non-unggulan' itu membuat sejumlah murid 'buangan' diterima di sana. Jadi kalau sudah diterima di situ, mau 'dibuang' kemana lagi kan?
Padahal, selalu ada pengecualian. Ada murid yang masih ingin jadi 'beres' meski status sekolah kadung 'tidak beres'. Problem buat mereka adalah, dan ini menurut pengakuan mereka sendiri, "..yang disiplin enggak bisa cuman muridnya kak, tapi harus mulai dari gurunya." Siapapun yang bisa bicara begini bukan orang bodoh. Masalahnya, apakah omongan murid-murid seperti ini pernah didengar?
No comments:
Post a Comment