Sunday, December 17, 2006

Freelancer vs. Feodalisme


"Si 'x' itu bekas astrada gue, si 'y' itu bekas anak buah gue, si 'z'? Oh, sekarang aja dia gaya. Dulu dia cuman asistennya asisten gue!" Inilah salah satu bukti betapa sebagian orang masih berpikir secara feodal. Sebagai pekerja paruh waktu saya lebih berpikir non-struktural. Kita dipekerjakan berdasarkan kemampuan dengan jangka waktu tertentu untuk SATU pekerjaan tertentu pula. Itu berarti tidak ada istilah atasan maupun anak buah. Pastinya ada sosok yang mempekerjakan kita, katakanlah produser, dan dalam kasus saya sebagai penulis tentunya ada sutradara. Tapi alangkah beruntungnya saya karena mengawali pekerjaan sebagai penulis dengan pihak-pihak yang 'benar'. Dalam arti, dua orang yang paling berhak 'mengklaim' kalau mereka mau, atas keberadaan saya di industri ini, justru yang mengingatkan bahwa di lahan pekerjaan kami yang berlaku adalah azas kerja kelompok, dan di dalam kerja kelompok yang berlaku adalah kerja sama antar teman kerja, jadi tidak ada 'bos' atau 'anak buah'. Dengan cara pikir semacam ini, percaya atau tidak, saya dan teman-teman seangkatan yang sekarang kecemplung di dalam industri film berkat diberi kesempatan untuk mulai oleh dua orang 'benar' di atas tadi- justru menaruh respek yang tak akan habis pada mereka. Di antaranya, itu pula yang meyakinkan saya untuk tidak pernah 'dropping names' meski hanya di 'blog' ini, karena menurut saya kegiatan 'nyebut-nyebut nama' itu juga salah satu perwujudan pola pikir feodal yang senantiasa rajin memperkuat status via pengumuman, "..gue kenal lho sama si ini dan si itu!" Akhir kata, kelihatannya kita bisa sepakat sampai hari ini pe-er kita memang masih banyak, terbukti sampai sekarang masih ada juga lho orang-orang yang tampilannya pro-demokrasi/reformasi, tapi kok ya masih feodal juga? Ha..ha..ha..

1 comment:

KEMENTERIAN DESAIN INDONESIA said...

wahhh..mbak prima rusdi punya blog juga toh.. sip sip..

jangan lupa mampir ke blogku di

http://menteridesainindonesia.blogspot.com

Mr.Gembol temennya Wahyu Aditya