Sunday, July 19, 2009

Daur Ulang A La Cakar Makassar




Kalau faktor 'kecepatan' lalu melahirkan kata 'tren' dan karenanya kita percaya segala hal haruslah yang terbaru, bagi yang sudah lelah didikte masih ada pilihan lain. Bertolak belakang dengan yang serba baru dan dijual di mal, masih ada yang serba lama, penuh nostalgia, dan harus diaduk-aduk, dicari-cari, dicakar-cakar di tempat-tempat non-AC. Di Yogyakarta ada sejumlah 'awul-awul', alias tempat penjualan busana bekas (terkadang juga ada sepatu, topi, dan beragam asesoris terkait. Pakaian dalam? Duh, apa iya mau yang bekas juga? He3).


Kawan saya bahkan sukses menemukan 'awul-awul' versi Indonesia Timur di Wanci sana. Dan saya sendiri sempat bertandang diantar para penggemar 'awul-awul' versi Makassar (di sana disebut 'cakar'-tapi percayalah kondisi barang yang dijual dan kelakuan penjual/pembelinya tidaklah seganas itu hingga perlu saling cakar-cakaran). Nah, salah satu lokasi cakar andalan penggemar busana 'vintage' Makassar ada di Pasar Terong. Selain letaknya di atas gedung sebuah pasar tradisional, dan menempati hampir seluruh lantai tiga gedung itu, ada yang mungkin tidak bisa ditemui di 'awul-awul' Yogya: pakaian tradisonal Korea! Konon para pembeli kostum Korea menggunakan bahan dasar pakaian ini (terbuat dari semacam chiffon atau organza) untuk disulap menjadi pakaian tradisional/busana resmi sesuai selera dan tentunya gaya masing-masing. Dahsyat! Bahkan pakaian tradisional negara lain pun bisa didaur ulang.


No comments: