Kalau Marc Chagall (1887-1985), karyanya hingga kini mendunia, hal itu dimungkinkan berkat 'intervensi sejarah' seorang lelaki Amerika bernama Varian Fry (1907-1967). Siapa Fry? Dia 'tak lebih' dari seorang jurnalis. Saat bertugas di Jerman tahun 1935, Fry menyaksikan kegilaan Hitler, dan langsung mengkalkulasi adanya kemungkinan pemusnahan 'harta dunia' karya sejumlah seniman dari beragam bidang seni dan akademisi keturunan Yahudi yang mukim di Eropa saat itu.
Varian Fry kemudian mendirikan sebuah jaringan yang berpusat di Vichy (Perancis), dan mendata para calon seniman/akademisi/pelarian politik yang masuk ke dalam daftar 'wajib diselamatkan' demi masa depan dunia. Fry mengumpulkan dana dari beragam pihak anti-Nazi. Berkat misi Fry, sekitar 2000 hingga 4000 keturunan Yahudi berhasil terselamatkan. Di antara mereka termasuk nama-nama besar seperti Marc Chagall, Max Ernst, Hannah Arendt, Andre Masson, Otto Meyerhoff (pemenang Nobel), dll.
Laki-laki pemberani ini ditemukan wafat seorang diri pada tahun 1967. Puluhan tahun setelah kepergiannya, barulah ia diganjar dengan sejumlah penghargaan. Hingga tahun 2002, Varian Fry adalah satu-satunya warga AS yang namanya tercatat di Yad Vashem, Israel. Catatan yang terpenting soal Fry adalah, 'visi' tampaknya hanya bisa dimiliki oleh para humanis yang merasa berkewajiban menyelamatkan karya demi kelanjutan sejarah peradaban manusia. Tak perduli apakah karya itu dihasilkan oleh laki-laki/perempuan, berapapun usianya, apapun kebangsaan/keyakinannya. Bayangkan kalau di masa itu Varian Fry berpikir seperti kebanyakan orang, "..bodo ah, bukan urusan gue-kenal juga kagak?"
No comments:
Post a Comment